PEMILIHAN UMUM DAN DEMOKRASI
KEGAGALAN PEREMPUAN PADA PILEG 2019 KABUPATEN KERINCI
DOI:
https://doi.org/10.55108/jbk.v5i02.333Kata Kunci:
Partipasi Politik, Perempuan, Pileg Kerinci 2019Abstrak
Demokrasi di Indonesia terus berkembang dengan penguatan sistem pemilu maupun penguatan pada sistem pengawasan dan partisipasi pelaksanaan pemilu. Salah satu langkah penting dari penguatan demokrasi ada pada keberadaan perempuan yang hadir untuk menjamin kualitas Demokrasi. Penguatan demokrasi ini diikuti dengan semakin banyaknya keterlibatan perempuan dalam berbagai aspek, mulai dari semakin banyaknya yang menjadi anggota legislatif, eksekutif, maupun terlibat sebagai bagian dari lembaga penyelenggara pemilu. Perkembangan ini tentu merupakan perkembangan positif, meski demikian apabila dilihat dari proporsinya, jumlah perempuan yang terlibat di lembaga Legislatif masih sedikit. Tulisan ini berargumen bahwa masih terdapat hambatan sosial-kultural bagi perempuan untuk dapat terlibat dalam bidang kepemiluan Tulisan ini menggunakan analisa kualitatif dan mendasarkan data sekunder seperti jurnal, laporan penelitian, maupun artikel online sebagai landasan untuk menyusun argumentasi.
Pendidikan politik diberikan agar digunakan untuk mengasah kemmapuan dan keterampilan poltik seseorang, yang kemudian bisa berpartisipasi dalam kegiatan partai maupun pada Lembaga legislatif. Hal itu merupakan sebagai perwujudan dari tanggungjawab kepada masyarakat, konstituen dan partai politik.
Partisipasi perempuan merupakan bentuk dari Tindakan keaktifan kader perempuan dalam kegaiatan partai dan pemerintahan yang didorong oleh kesadaran akan pengetahuan politik, sehingga kemudian menghasilkan partipaisai politik perempuan yang terpenuhi.
Rendahnya partisipasi perempuan pada Lembaga legislative DPRD Kerinci menjadi landasan penelitian ini diangkat. Keterwakilan perempuan pada Lembaga legislaif di kabupaten Kerinci sangatlah rendah, dari 30 anggota legisltaif hanya terdapat 1 perempuan pada hasil pileg periode 2019-2024. Tentu kuota 30% jauh dari kata terpenuhi.
Penelitian yang penulis lakukan dengan cara menggunakan wawancara terhadap anggota aktif legislatif perempuan yang saat ini sedang memangku jabatan anggota DPRD. Dengan metode tersebut, beberapa informasi yang penulis peroleh dari penelitian ini adalah budaya politik masyarakat masih cenderung ke patriarki, dan kemudian kemauan dan pengetahuan politik perempuan masih cenderung rendah.